ArtikelBerita Jabar NewsKesehatanOpini

Menyikapi Persoalan Angka Stunting di Jawa Barat

BERITA JABAR NEWS (BJN), Rubrik OPINI – Artikel bertajuk “Menyikapi Persoalan Angka Stunting di Jawa Barat”  ini adalah karya Sari Nur Anisa, seorang pengusaha, penulis, dan pemerhati sosial yang tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat memberikan paket bantuan kepada masyarakat dalam rangka penurunan stunting. Menurut kepala perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa, paket bantuan ini ditujukan untuk ibu hamil dan anak stunting karena jumlah anak yang stunting di Jawa Barat terbilang banyak. Terdapat kurang lebih 189.989 anak yang mengalami stunting di Kabupaten Cirebon.

Fazar mengatakan bahwa pihaknya akan menambah paket bantuan sebanyak 500 paket bantuan yang akan diserahkan kepada anak remaja hingga keluarga yang terkena stunting. Direncanakan pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Rumah Zakat berupa dua setengah ton daging.

Tidak  hanya itu, Fazar juga menambahkan bahwa bantuan-bantuan ini bisa memacu kepada CSR lain untuk penurunan angka stunting di Kabupaten Cirebon.

Anak-anak bermain
Beberapa anak kecil dengan tubuh kurus karena kurang gizi sedang bermain di sebuah gang sempit perkotaan yang kumuh – (Sumber: Arie/BJN)

Stunting memang masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Presiden Jokowi menargetkan zero stunting pada 2030 dan ditargetkan penurunan angka stunting hingga 14% yang harus di capai pada 2024. Akan tetapi, berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah, percepatan penurunan angka stunting masih terlalu landau untuk bisa mencapai target tersebut.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Pokok

Terjadinya gagal tumbuh atau stunting pada anak sebetulnya terjadi karena hal yang mendasar, yakni tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat yang selama ini negara abaikan pemenuhannya. Akibat dari itu banyak masyarakat, terutama ibu hamil, bayi, dan balita yang gizinya tidak terpenuhi.

Berdasarkan hasil survey kesehatan Indonesia pada 2023, angka prevalensi stunting 0-59 tahun di Jawa Barat menyentuh angka 21,7 persen yang masih menjadi di atas rata-rata prevalensi stunting di Indonesia yakni 21,5 persen. Hasil surve tersebut juga menunjukkan bahwa prevalesni stunting di Jawa Barat naik 1,5 persen di bandingan tahun 2022 yang menyentuh angka 20,2 persen.

Langkah pemerintah setempat untuk mengurangi angka stunting justru menimbulkan berbagai polemik. Seperti diakui oleh Fazar yang menyebutkan bahwa paket bantuan untuk ibu hamil dan anak-anak maupun balita mengandalkan dana dari CSR.

Sebetulnya negara harus mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada di Indonesia seperti aparat, fasilitas, lembaga, dana dan lain-lain untuk menyikapi persoalan stunting ini. Negara tidak hanya mengalokasikan dana, tetapi  juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat perihal gizi dan memfasilitasi masyarakat agar bisa mengonsumsi makanan-makanan yang sehat dan bergizi.

Selain itu, kemiskinan masih jadi polemik di Indonesia. Angka kemiskinan yang ekstrem menjadi salah satu penyebab angka stunting karena masyarakat yang belum sejahtera dan tidak stabilnya harga bahan pangan untuk masyarakat, seperti harga daging, ayam, dan telur, juga ikan yang harganya terbilang mahal sehingga menyebabkan konsumsi protein hewani masyarakat menjadi rendah.

Solusi yang Fundamental dan Menyeluruh

Peran dari negara yang minim terhadap pendistribusian pangan tidak terlepas dari paradigma kapitalisme yang masih menjadi landasan tata kelola di negeri ini dimana posisi negara hanya sebatas regulator, sedangkan urusan masyarakat diserahkan kepada swasta, bukan pemerintah.

Menyelesaikan persoalan stunting tentunya haruslah dilakukan secara fundamental dan menyeluruh. Angka stunting tidak akan landau dan tidak akan tuntas hanya dengan menyelesaikan masalah cabangnya saja, misalnya pemberikan makan gratis, paket makanan, dan lain-lain.

Berbeda dengan paradigma kapitalisme, justru Islam memposisikan negara sebagai pihak sentral dalam masalah pengurusan umat. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat.

Mencegah tingginya angka stunting bisa melalui penyelesaian-penyelesaian berikut:

Pertama, menyediakan infrastruktur kesehatan yang memadai untuk masyarakat dan tidak ada batasan akses layanan kesehatan bagi siapa pun. Orang miskin, ibu hamil maupun balita harus sama dan setara pelayanan kesehatannya. Memiliki akses layanan yang memadai dalam rangkat pemeriksaan, perawatan yang intensif dan gratis bagi masyarakat.

Kedua, negara menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat antara lain, sandang, pangan, pendidikan, maupun kesehatan. Juga negara menyediakan tersedianya lapangan kerja bagi para kepala keluarga agar memudahkan dalam perihal mencari nafkah, serta tidak akan gusar terhadap kebutuhan pokok keluarganya.

Sari Nur Anisa
Sari Nur Anisa, penulis buku, artikel, dan content creator – (Sumber: Koleksi pribadi)

Ketiga, negara memberikan layanan edukasi gizi kepada masyarakat. Negara menjamin pemenuhan pendidikan yang tinggi untuk masyarakat agar memiliki kepekaan terhadap literasi dan menyerap ilmu yang diberikan sehingga Sumber Daya Manusia (SDM) akan meningkat di masa depan.

Keempat, negara melakukan pengontrolan berkala agar penggunaan anggaran dan kebijakan yang disebutkan tadi berjalan dengan baik dan sesuai amanah.

Menyoal stunting pada masyarakat Jawa Barat ini tentunya bukan hanya beban dari setiap keluarga. Namun, merupakan tanggung jawab negara sebagai pelayan masyarakat yang harus menjamin, serta memenuhi kebutuhan masyarakat secara optimal.

Menuntaskan stunting tentunya dengan paradigma dan system kepemimpinan yang mengikuti aturan sang pencipta alam Allah SWT. Bukan dengan system kapitalisme yang hanya focus pada kepentingan keuntungan semata. Wallahu alam.. (Febri S.Y.).

***

Judul: Menyikapi Persoalan Angka Stunting di Jawa Barat
Penulis: Sari Nur Anisa, seorang penulis artikel, buku, dan content writer.
Editor: JHK

Sekilas tentang penulis:

Sari Nur Anisa atau bisa di panggil Iras adalah seorang penulis artikel, buku dan content writer. Wanita kelahiran Cianjur, 27 September 2000 ini sudah sering menulis dan terbit di berbagai platform media.

Beberapa tulisan karya Iras di antaranya adalah artikel berjudul “Keutuhan Rumah Tangga Dipertaruhkan Akibat Judi Online” yang terbit di tinewss.com. Kemudian artikel berjudul “Summarecon Mall Bandung Dibuka, Benarkah Kurangi Pengangguran di Kota Bandung?” yang diterbitkan oleh inijabar.com dan artikel-artikel lainnya. Iras juga pernah menulis buku.

Apakah Anda ingin tahu Iras lebih lanjut? Silakan kunjungi halaman instagram-nya di @sarinuranisa297.

***

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *