Gambar untuk Seni dan Terapan
BERITA JABAR NEWS (BJN), Selasa (06/02/2024) – Artikel berjudul “Gambar untuk Seni dan Terapan” ini merupakan karya original dari Drs. Moh. Sobirin yang merupakan seorang seniman asal Kota Cirebon yang kini bermukim di Kabupaten Bandung Barat.
Menggambar adalah induk dari segala kegiatan berkarya seni rupa, baik seni dua dimensi atau pun tiga dimensi.
Pada dasarnya kegiatan terdiri dari dua katagori, yaitu menggambar seni murni (fine art) dan gambar perancangan/perencanaan (design).
Menggambar yang tergolong pada kegiatan seni, pada umumnya orang mengenal gambar potret, pemandangan, vinyet, alam benda, dan sebagainya. Media yang digunakan pun banyak alternatif nya seperti tinta, spidol, pensil, konte, cat air, cat poster, dan sebagainya. Penerapannya bisa di kertas ataupun kanvas.Namun, ada alternatif lain yang juga bisa digunkan seperti triplek, kaca, dan akrilik.
Pada penggarapan gagasannya itu, perupa ada kebebasan sendiri dalam menuangkannya ke media tersebut. Ada sebagian pegiat seni rupa terpaku pada teori perspektif yang mendasarinya, seperti perspektif mata burung, yaitu penglihatan terhadap objek gambar dari jarak ketinggian, dan ada juga sudut pandang yang lainnya seperti orang yang menggambar mengambil obyek tersebut penglihatanya dari bawah ke atas, atau dikenal dengan istilah sudut pandang mata itik, sedangkan dari sudut pandang mata normal itu umumnya banyak orang yang mengenalinya.
Dalam menggambar pun tidak terlepas dari unsur komposisi atau kita mengenal bagian tata letak dari obyek yang digambarkan. Komposisi dalam gambar pun ada keseimbangan. Dalam hal ini kita mengenal istilah simetris dan tidak seimbang atau asimetris.
Ada juga unsur lain seperti kesan ruang, yaitu benda yg terlihat jauh, dekat, dan terdekat. Hal ini bisa dicontohkan pada gambar pemandangan dimana dalam gambar tersebut gunung digambarkan tampak paling jauh, sawah dan pohon di sekitarnya yang terdekat, serta yang paling dekat adalah aktivitas petani yang sedang memanen padi di sawah atau beberapa orang yang sedang istirahat di sebuah saung. Teori kesan ruang tersebut banyak dilakukan oleh pelukis yang beraliran realis.
Dengan banyaknya unsur-unsur dalam menggambar untuk seni itu menunjukkan bahwa kegiatan menggambar sebenarnya penilaiannya sama seperti membuat lukisan. Akan tetapi, di Indonesia tidak umum kita kenal menggambar (drawing) itu dijadikan karya seni murni, semata hanya dinomorduakan sehingga para pelaku seni rupa banyak berkecimpung di dunia seni lukis yang menjanjikan dengan harga yang signifikan dibandingkan dengan membuat karya drawing (menggambar).
Kalau kita telaah lebih secara seksama sebenarnya menggambar itu merupakan pondasi bagi pelaku seni rupa. Orang yang menguasai gambar akan lebih mudah membuat sesuatu objek yang digambarkanya ketimbang yang menggambarnya masih kurang baik atau tidak menguasai gambar. Jadi pondasi dalam menggambar Sangat diperhitungkan dalam kegiatan gambar untuk seni.
Disamping kita bahas gambar untuk seni, ada juga kita mengenal gambar untuk terapan, yaitu gambar untuk perancangan atau gambar desain. Pengertiannya kalau gambar untuk seni kita sebut dengan istilah “drawing by hand”, kebebasan dalam menuangkan gagasan, sedangkan gambar untuk terapan istilahnya “drawing by plan”, gambar perancangan atau perencanaan.
Gambar terapan adalah gambar yang menyangkut pada pola perencanaan dari suatu model yang dibangun. Dalam hal ini gambar terapan akan menyangkut beberapa unsur sebagai pendukungnya di antaranya skala, ukuran, volume, struktur, komposisi, warna, keselarasan, dan sebagainya. Dalam gambar terapan akan dihadapi dengan gambar sebagai pemandu untuk pelaksanaannya yang kita kenal dengan gambar kerja.
Dalam hal ini gambar terapan (desain) tak terlepas dari gambar kerja sebagai panduan untuk mewujudkan desain yang dibuatnya. Salah satu contoh yang mudah saya jelaskan secara singkat adalah gambar perancangan sebuah gedung, yaitu diawali dengan gambar desain gedung dengan gambar yang disesuaikan atau mendekati bentuk jadi yang dinginkan.
Biasanya dalam dunia arsitektur orang mengenal istilah gambar rendring. Digambarkan gedung itu dalam beberapa sudut pandang, seperti tampak depan, samping, dan belakang. Juga ada aksesoris pendukungnya seperti rancangan taman, pagar atau beberapa elemen estetika eksterior lainnya.
Setelah gambar desain dibuat, perancang akan membuat gambar kerja, yaitu gambar untuk aplikasi lapangan. Gambar kerja itu menyangkut perhitungan yang matang sesuai bentuk yang dirancangnya. Perancang/perencana gedung tersebut dibekali dengan pengetahuan bahan, konstruksi, struktur bangunan, dan sebagainya karena gambar kerja itu merupakan gambar yang menentukan bentuk bangunan yang dirancangnya.
Saya tidak terlalu detail untuk membahas lebih jauh perihal gambar kerja karena hal tersebut berhubungan dengan disiplin ilmu lainnya seperti sipil dan arsitektur.
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan adalah gambar untuk seni pada umumnya, kegiatan seni yang sifatnya kebebasan dalam berekspresi rupa, terlepas dari disiplin ilmu lainnya sebagai pendukung, sedangkan gambar terapan itu melibatkan beberapa pihak lain dalam hal ini di bidang konstruksi, marketing, promosi, dan sebagainya. Satu lagi dalam gambar terapan akan dihadapinya adalah pihak pemesan (buyer).
Pihak pemesan diibaratkan itu raja, harus dapat merealisasikan sesuai dengan keinginan pemesan. Kepuasan yang diinginkan oleh pemesan itulah yang akan memberikan kesuksesannya sebagai perancang/perencana.
Demikian sekilas yang bisa saya paparkan tentang gambar untuk seni dan gambar untuk terapan. Semoga secara garis besarnya pembaca setidaknya faham bisa membedakan antara kedua istilah tersebut yang intinya sama adalah membuat gambar. (Sobirin).
***
Judul: “Gambar untuk Seni dan Terapan”
Pengarang: Drs. Moh. Sobirin
Editor: JHK
Sekilas tentang penulis
Drs. Moh. Sobirin dilahirkan di Kota Cirebon pada 6 Maret 1965. Pria beragama Islam yang kini menekuni profesi sebagai seniman ini tinggal di Jln. Terusan Spora No. 65, Kompleks Tani Mulya Indah, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.
Pria lulusan S1 Jurusan Seni Murni FSRD-ITB tahun 1992 pernah bekerja sebagai seorang manajer desain di salah satu perusahaan tekstil ternama di Kabupaten Bandung Barat.
PENGALAMAN BERPAMERAN
1987 – Pameran Bersama Seni Grafis di Pusat Kebudayaan Indonesia – Perancis Kota Bandung
1988 – Pameran Bersama Seni Grafis di Pusat Kebudayaan Indonesia – Perancis Kota Bandung
1989 – Pameran Kelompok Grafis Bersemi di Goethoe Institute Kota Bandung
1989 – Pameran Kelompok Grafis Berseni di IKJ Jakarta
1991 – Pameran Seni Grafis dan Patung di Gedung Pusat Penelitian ITB Kota Bandung
1992 – Pameran Bersama Seniman Senior di Gedung Koperasi ITB Kota Bandung
1995 – Pameran Lukisan Tunggal di Gedung DPRD Kota Cirebon
1997 – Pameran Lukisan Tunggal di Topaz Galeria Hotel Kota Bandung
2010 – Pameran Bersama Forkis – Cimahi di Galeri Rapih Jl. Braga Kota Bandung
2018 – Pameran Bersama Forkis – Cimahi di Gedung Pusat Kebudayaan Jawa Barat Kota Bandung
2019 – Pameran Bersama Drawing Alumni FSRD ITB di Gedung Pusat Kebud. Jabar Kota Bandung
2019 – Pameran Integrated Art Alumni Seni Rupa ITB di Gedung Negara Kota Cirebon
2019 – Pameran Integrated Art Alumni Seni Rupa ITB di Gedung Negara Kota Bogor
2021 – Pameran Bersama Forkis di Gedung Historich Cimahi
2022 – Pameran Drawing Bersama di Bale Seni Barli Kab. Bandung Barat
2023 – Pameran Seni Lukis Bersama Di Bale Pare Kota Baru Parahyangan Kab. Bandung Barat
***